Jumat, 13 April 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELKANG
Pada awal 1942, dalam masa perang, pemerintah negara-negara Eropa, yang menghadapi Nazi Jerman dan sekutunya, bertemu di Inggris untuk Konferensi Menteri Sekutu Pendidikan (DATANG). Perang Dunia II masih jauh dari selesai, namun negara-negara sedang mencari cara dan sarana untuk merekonstruksi sistem pendidikan mereka sekali perdamaian dipulihkan. Sangat cepat, proyek ini mendapatkan momentum dan segera mengambil catatan universal. Pemerintah baru, termasuk dari Amerika Serikat, memutuskan untuk bergabung masuk
Atas usul CAME, sebuah Konferensi PBB untuk pembentukan sebuah organisasi pendidikan dan kebudayaan (ECO / CONF) diselenggarakan di London dari 01-16 November 1945. Sangat ketakutan perang berakhir ketika konferensi dibuka. Ini berkumpul bersama wakil dari empat puluh empat negara yang memutuskan untuk membuat sebuah organisasi yang akan mewujudkan suatu budaya dari perdamaian. Di mata mereka, organisasi baru harus menetapkan "solidaritas intelektual dan moral umat manusia" dan, dengan demikian, mencegah pecahnya perang dunia lain.
Pada akhir konferensi, tiga puluh tujuh negara mendirikan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Para Konstitusi UNESCO , yang ditandatangani pada tanggal 16 November 1945, mulai berlaku pada tanggal 4 November 1946 setelah ratifikasi oleh dua puluh negara: Australia, Brasil, Kanada, Cina, Cekoslowakia, Denmark, Republik Dominika, Mesir, Perancis, Yunani, India, Lebanon, Meksiko , Selandia Baru, Norwegia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris dan Amerika Serikat. Sesi pertama dari Konferensi Umum UNESCO diadakan di Paris dari 19 November - 10 Desember 1946 dengan partisipasi wakil-wakil dari 30 pemerintah berhak memilih.
Pembagian politik Perang Dunia II ditandai komposisi negara anggota pendiri UNESCO. Ia tidak sampai 1951 bahwa Jepang dan Republik Federal Jerman menjadi Anggota, dan Spanyol telah diterima pada tahun 1953. Faktor-faktor lain sejarah besar, seperti Perang Dingin, proses dekolonisasi dan pembubaran Uni Soviet, juga meninggalkan jejak mereka di UNESCO. Uni Soviet bergabung dengan UNESCO pada tahun 1954 dan digantikan oleh Federasi Rusia pada tahun 1992 bersama 12 republik Soviet. Sembilan belas negara Afrika menjadi anggota pada tahun 1960.
Sebagai konsekuensi dari masuknya ke PBB, Republik Rakyat Cina telah satunya wakil sah Cina di UNESCO sejak tahun 1971. Republik Demokrasi Jerman adalah Anggota 1972-1990, ketika bergabung dengan Republik Federal Jerman.
Beberapa negara menarik diri dari Organisasi untuk alasan politik pada berbagai titik dalam waktu, tetapi mereka memiliki hari ini semua kembali bergabung dengan UNESCO. Afrika Selatan tidak hadir 1957-1994, Amerika Serikat antara tahun 1985 sampai 2003, Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara 1986-1997 dan Singapura 1986-2007.
B.     RUMUSAN MASALAH
























BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Unesco adalah singatan dari (united nations educational, scientific and cultural organization). Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (bahasa Inggris: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, disingkat UNESCO) merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945. Tujuan organisasi adalah mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki. (Artikel 1 dari konstitusi UNESCO). UNESCO memiliki anggota 191 negara. Organisasi ini bermarkas di Paris, Perancis, dengan 50 kantor wilayah serta beberapa institut dan pusat di seluruh dunia. UNESCO memiliki lima program utama yang disebarluaskan melalui: pendidikan, ilmu alam, ilmu sosial & manusia, budaya, serta komunikasi & informasi. Proyek yang disponsori oleh UNESCO termasuk program baca-tulis, teknis, dan pelatihan-guru; program ilmu internasional; proyek sejarah regional dan budaya, promosi keragaman budaya; kerja sama persetujuan internasional untuk mengamankan warisan budaya dan alam serta memelihara HAM; dan mencoba untuk memperbaiki perbedaan digital dunia.
UNESCO Simbolis Globe '
UNESCO bekerja untuk menciptakan kondisi untuk dialog antar peradaban, budaya dan masyarakat, berdasarkan rasa hormat terhadap nilai-nilai umum bersama. Melalui dialog ini bahwa dunia dapat mencapai visi global memperhatikan pembangunan berkelanjutan yang mencakup hak asasi manusia, saling menghormati dan pengentasan kemiskinan, yang semuanya berada di jantung dari misi UNESCO'S dan kegiatan.
Tujuan yang luas dan tujuan konkret masyarakat internasional - sebagaimana tercantum dalam tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional, termasuk Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) - mendukung semua strategi UNESCO dan kegiatan. Dengan demikian kompetensi unik UNESCO di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan komunikasi dan informasi memberikan kontribusi menuju terwujudnya tujuan tersebut.
Misi UNESCO adalah untuk memberikan kontribusi pada pembangunan perdamaian, pemberantasan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan dan dialog antar budaya melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, komunikasi dan informasi. Organisasi ini berfokus, khususnya, pada dua prioritas global:

Asal usul unesco
Para pendahulu utama UNESCO adalah:
  • Komite Internasional Kerjasama Intelektual (CiCi), Jenewa 1922-1946, dan wakilnya yang melaksanakan, Institut Internasional Intelektual Kerjasama (IICI), Paris, 1925-1946;
  • Para Biro Pendidikan Internasional (IBE), Jenewa, 1925-1968; sejak 1969 IBE telah menjadi bagian dari Sekretariat UNESCO di bawah undang-undang sendiri.
B.       Empat Pilar Pembelajaran UNESCOUntuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan dunia yang sangat cepat, Unesco (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005) merumuskan empat pilar belajar, yaitu: belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar berkembang secara utuh (learning to be).


1. Belajar mengetahui (learning to know)

Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan pemanfaatan informasi. Dewasa ini terdapat ledakan informasi dan pengetahuan. Hal itu bukan saja disebabkan karena adanya perkembangan yang sangat cepat dalam bidang ilmu dan teknologi, tetapi juga karena perkembangan teknologi yang sangat cepat, terutama dalam bidang elektronika, memungkinkan sejumlah besar informasi dan pengetahuan tersimpan, bisa diperoleh dan disebarkan secara cepat dan hampir menjangkau seluruh planet bumi. Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetetahuan.
Learning to know dapat dilakukan dengan berbagai upaya perolehan pengetahuan, yaitu antara lain :
• Sekolah
• Membaca,
Mengakses internet,
• Bertanya,
• Mengikuti kuliah,
• Mengikuti seminar, dll.

Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab, diskusi, latihan pemecahan masalah, penerapan, dll. Pengetahuan dimanfaatkan untuk mencapai berbagai tujuan: memperluas wawasan, meningkatakan kemampuan, memecahkan masalah, belajar lebih lanjut, dll.
Jacques Delors (1996), sebagai ketua komisi penyusun Learning the Treasure Within, menegaskan adanya dua manfaat pengetahuan, yaitu pengetahuan sebagai alat (mean) dan pengetahuan sebagai hasil (end). Sebagai alat, pengetahuan digunakan untuk pencapaian berbagai tujuan, seperti: memahami lingkungan, hidup layak sesuai kondisi lingkungan, pengembangan keterampilan bekerja, berkomunikasi. Sebagai hasil, pengetahuan mereka dasar bagi kepuasaan memahami, mengetahui dan menemukan.
Pengetahuan terus berkembang, setiap saat ditemukan pengetahuan baru. Oleh karena itu belajar mengetahui harus terus dilakukan, bahkan ditingkatkan menjadi knowing much (berusaha tahu banyak).

2. Belajar berkarya (learning to do)

Agar mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam masyarakat yang berkembang sangat cepat, maka individu perlu belajar berkarya. Belajar berkarya berhubungan erat dengan belajar mengetahui, sebab pengetahuan mendasari perbuatan. Dalam konsep komisi Unesco, belajar berkarya ini mempunyai makna khusus, yaitu dalam kaitan dengan vokasional. Belajar berkarya adalah balajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Sejalan dengan tuntutan perkembangan industri dan perusahaan, maka keterampilan dan kompetisi kerja ini, juga berkembang semakin tinggi, tidak hanya pada tingkat keterampilan, kompetensi teknis atau operasional, tetapi sampai dengan kompetensi profesional. Karena tuntutan pekerjaan didunia industri dan perusahaan terus meningkat, maka individu yang akan memasuki dan/atau telah masuk di dunia industri dan perusahaan perlu terus bekarya. Mereka harus mampu doing much (berusaha berkarya banyak).
Contohnya :
• Berlatih musik
• Berlatih salah satu cabang olahraga
• Melakukan penelitian ilmiah

3. Belajar hidup bersama (learning to live together)
Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama, kepakaran, dan profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja sama dengan aneka kelompok tersebut. Agar mampu berinteraksi, berkomonikasi, bekerja sama dan hidup bersama antar kelompok dituntut belajar hidup bersama. Tiap kelompok memiliki latar belakang pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan tahap perkembangan yang berbeda, agar bisa bekerjasama dan hidup rukun, mereka harus banyak belajar hidup bersama, being sociable (berusaha membina kehidupan bersama).
Contohnya :
• Mengikuti organisasi di kampus
• Aktif dalam kegiatan di lingkungan tempat tinggal
• Saling menghormati antar umat beragama

4. Belajar berkembang utuh (learning to be)

Tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks, menuntut pengembangan manusia secara utuh. Manusia yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk mencapai sasaran demikian individu dituntut banyak belajar mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya. Sebenarnya tuntutan perkembangan kehidupan global, bukan hanya menuntut berkembangnya manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia utuh yang unggul. Untuk itu mereka harus berusaha banyak mencapai keunggulan (being excellence). Keunggulan diperkuat dengan moral yang kuat. Individu-individu global harus berupaya bermoral kuat atau being morally.

Dan pada beberapa tujuan menyeluruh:
·       Memobilisasi pengetahuan ilmu pengetahuan dan kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan